Daerah
sekitar kampus merupakan daerah yang biasanya paling besar menghasilkan sampah,
karena di dalam sana banyak sekali terdapat penduduk yang menetap, mulai dari
yang sudah berkeluarga hingga mahasiswa yang menjadi penduduk pendatang yang
menempati indekos di daerah sekitar kampus, tepatnya di luar kampus. Namun kita
tahu sendiri bahwa sampah tidak hanya ada di daerah sekitar kampus yang berada
di luarnya saja, di dalam kampus pun bukan merupakan hal yang langkah untuk
menemui sampah baik organik maupun anorganik yang walaupun sudah disediakan
tempat sampah masing-masing masih saja ditemui dimana-mana. Sampah dari dalam
kampus sendiri bukan hanya mahasiswa saja yang menjadi donatur utama, namun
pedagang, dan bahkan oknum kampus seperti pegawai luar ruangan dan pegawai
dalam ruangan juga turut menjadi donatur dalam hal ini.
Secara umum, sampah yang diartikan
sebagai bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
baik pada skala rumah tangga, pertambangan, industri dan sebagainya. Sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik, dimana sampah organik
adalah sampah basah sedangkan sampah anorganik adalah sampah kering.
Ini adalah contoh sampah
organik :
Ini adalah contoh sampah
anorganik :
Seharusnya sampah kering banyak dipilah-pilih karena
beberapa diantaranya mungkin dapat menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki
nilai guna dalam kehidupan manusia, sampah anorganik dapat pula menjadi
alat-alat seperti barang hiasan dan juga barang rumah tangga (untuk
bersih-bersih). Seharusnya orang-orang kreatif khususnya mahasiswa dapat peka
akan hal tersebut dan melakukannya, karena siapa tau saja dapat menambah
pundi-pundi penghasilan. Selain itu kesadaran agar tidak membuang sampah kering
sembarangan karena tidak dapat terurai dengan sendirinya oleh alam dan bahkan
dapat merusak kualitas tanah juga harus disadari oleh para penghuni kampus,
baik yang berada di dalam maupun di sekitar luar kampus. Selain itu selain sampah anorganik, samaph
organik juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, diantaranya adalah
untuk dijadikan pupuk kompos yang mana dapat menyuburkan tanaman peliharaan
manusia itu sendiri. Mulai sekarang berpikirlah kreatif terhadap sampah yang
ada di depan mata kita, jangan hanya membiarkan dan bahkan yang paling buruk
lagi adalah membakarnya. Alih-alih ingin menhilangkan sampah tapi malah merusak
lingkungan, sungguh menyedihkan.
Kebiasaan
membakar sampah sudah lama di lakukan manusia, baik saat membuka lahan baru
untuk pertanian, atau membersihkan sampah dari halaman rumah. Kebiasaan ini
dilakukan manusia sebagai cara tercepat dalam menyelesaikan masalah.
Namun tanpa disadari, kebiasaan
membakar sampah ini menciptakan masalah lain. Yaitu membakar sampah di sekitar
kita dapat meracuni orang di sekitar kita. Beberapa masalah itu dapat
menciptakan rantai bencana yang tak bisa di atasi.
Membakar sampah memang
menyelesaikan masalah penumpukan sampah yang tidak terkontrol. Tapi solusi
dengan membakar sampah menciptakan masalah baru , yang pelan tapi pasti menjadi
bencana yang besar di masa mendatang.
Membakar sampah menambah emisi
karbon ke tingkat yang lebih tinggi.
Berikut dampak jika
menghirup karbon dioksida.
Ø Dapat menyebabkan rasa mengantuk dan cepat
lelah, adanya rasa pusing, gelisah,
sakit kepala yang tiba-tiba, dan ketidaksadaran. Penglihatan redup,
mengurangnya pendengaran secara tiba-tiba, keringat yang lebih, pendeknya
pernafasan, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah.
Dampak pembakaran sampah
ini akan menimbulkan polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat
menyebabkan gangguan kesehatan dan pemicu kanker (karsinogenik).
Dalam undang undang republik
IndonesiaNo. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup bab III, pasal 7, ayat 1 mengatakan : “setiap orang yang
menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan
lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang
berkesinambungan. Yang dimaksud dengan bidang usaha tidak harus selalu orang
yang menjalankan usaha industri, karena sebuah rumah tangga sudah termasuk
kedalam kategori sebuah usaha rumah tangga.
Untuk menanggulangi
sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk membakarnya, tetapi proses
pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik
dengan sempurna, maka akan menjadi dioxin di udara .
Apa itu Dioxin ?
Dioxin merupakan senyawa
yang sangat tahan lama. Sebab senyawa ini tidak mudah terurai di alam maupun di
dalam tubuh, senyawa ini akan terakumulasi.
Ø Dampak dioxin terhadap kesehatan
a. Dapat menyebabkan kematian meski pada
konsentrasi yang sangat rendah (1/1.000.000 gr).
b. Kerusakan sistem imun pada manusia,
gangguan sistem syaraf, hepatitis.
c. Dapat menimbulkan penyakit chloracne.
d. Pada ibu hamil dapat menimbulkan
efek terhadap reproduksi atau
perkembangan, seperti keguguran, kemandulan dan kelainan bawaan saat lahir.
Ø Dampak terhadap lingkungan perairan
-
Dioxin dapat menumpuk pada tanah sungai,
sehingga menempuh perjalanan lebih jauh ke hilir atau masuk ke tubuh ikan.
Ø Pengaruh terhadap lingkungan alam
(tumbuh-tumbuhan)
-
Dioxin yang terlepas ke atmosfer, menumpuk
pada tanaman yang kemudian akan di makan oleh hewan.
Disamping dioxin,
pembakaran sampah di dalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal
yang mengandung bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil-kecil yang biasa
disebut particulate matter (PM) 10
mikron yang biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup
menyaring PM10 ini sehingga bisa masuk ke paru-paru kita, dan bisa menyebabkan
sakit gangguan pernafasan asma dan radang paru-paru, infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA), radang selaput lender mata, alergi, iritasi mata dan lain-lain.
Nah sebagai solusinya,
kita jangan membakar plastik dan kertas, maupun sampah pertanian dimana saja.
Pimpinan setempat dan lingkungan sekitar saling bekerja sama untuk menjaga
kebersihan dan keamanan lingkungan. Membakar sampah berarti meracuni makhluk
hidup lainnya, mulai sekarang jangan membakar sampah !
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar