Rabu, 16 April 2014


Daerah sekitar kampus merupakan daerah yang biasanya paling besar menghasilkan sampah, karena di dalam sana banyak sekali terdapat penduduk yang menetap, mulai dari yang sudah berkeluarga hingga mahasiswa yang menjadi penduduk pendatang yang menempati indekos di daerah sekitar kampus, tepatnya di luar kampus. Namun kita tahu sendiri bahwa sampah tidak hanya ada di daerah sekitar kampus yang berada di luarnya saja, di dalam kampus pun bukan merupakan hal yang langkah untuk menemui sampah baik organik maupun anorganik yang walaupun sudah disediakan tempat sampah masing-masing masih saja ditemui dimana-mana. Sampah dari dalam kampus sendiri bukan hanya mahasiswa saja yang menjadi donatur utama, namun pedagang, dan bahkan oknum kampus seperti pegawai luar ruangan dan pegawai dalam ruangan juga turut menjadi donatur dalam hal ini.
            Secara umum, sampah yang diartikan sebagai bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, pertambangan, industri dan sebagainya. Sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah anorganik, dimana sampah organik adalah sampah basah sedangkan sampah anorganik adalah sampah kering.
Ini adalah contoh sampah organik :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi02g-wV6EMO4q5miliFLku7nm1uQhSTlO36B09-6OGDL0fAtPM4EEXQL_y22uWGQyb0w-50gwPAaBLm4NswTCQGqYF8uYh01r6nij6nT_8QVYQ0572nTbZlJDTxrEqpFD8pVlP2puPlOk/s1600/SAMPAH+DAUN.jpg

Ini adalah contoh sampah anorganik :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQh7vUj-MKfG8xEEsblJf1RjTDmv-5cI8xL9Ai15t7cPpRAqQfVlxHFA3CTPCULwpNsIkcWyi-mV4j4EsMpwKIi9jrFOV_yqAt4Pf-PWoF6RSh96ajUCuRFbo1I5nAtsoCZoqX4253lYIW/s1600/DSC_5706.JPG

            Seharusnya sampah kering banyak dipilah-pilih karena beberapa diantaranya mungkin dapat menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai guna dalam kehidupan manusia, sampah anorganik dapat pula menjadi alat-alat seperti barang hiasan dan juga barang rumah tangga (untuk bersih-bersih). Seharusnya orang-orang kreatif khususnya mahasiswa dapat peka akan hal tersebut dan melakukannya, karena siapa tau saja dapat menambah pundi-pundi penghasilan. Selain itu kesadaran agar tidak membuang sampah kering sembarangan karena tidak dapat terurai dengan sendirinya oleh alam dan bahkan dapat merusak kualitas tanah juga harus disadari oleh para penghuni kampus, baik yang berada di dalam maupun di sekitar luar kampus.  Selain itu selain sampah anorganik, samaph organik juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, diantaranya adalah untuk dijadikan pupuk kompos yang mana dapat menyuburkan tanaman peliharaan manusia itu sendiri. Mulai sekarang berpikirlah kreatif terhadap sampah yang ada di depan mata kita, jangan hanya membiarkan dan bahkan yang paling buruk lagi adalah membakarnya. Alih-alih ingin menhilangkan sampah tapi malah merusak lingkungan, sungguh menyedihkan.
Kebiasaan membakar sampah sudah lama di lakukan manusia, baik saat membuka lahan baru untuk pertanian, atau membersihkan sampah dari halaman rumah. Kebiasaan ini dilakukan manusia sebagai cara tercepat dalam menyelesaikan masalah.
                Namun tanpa disadari, kebiasaan membakar sampah ini menciptakan masalah lain. Yaitu membakar sampah di sekitar kita dapat meracuni orang di sekitar kita. Beberapa masalah itu dapat menciptakan rantai bencana yang tak bisa di atasi.
                Membakar sampah memang menyelesaikan masalah penumpukan sampah yang tidak terkontrol. Tapi solusi dengan membakar sampah menciptakan masalah baru , yang pelan tapi pasti menjadi bencana yang besar di masa mendatang.
                Membakar sampah menambah emisi karbon ke tingkat yang lebih tinggi.
Berikut dampak jika menghirup karbon dioksida.
Ø  Dapat menyebabkan rasa mengantuk dan cepat lelah,  adanya rasa pusing, gelisah, sakit kepala yang tiba-tiba, dan ketidaksadaran. Penglihatan redup, mengurangnya pendengaran secara tiba-tiba, keringat yang lebih, pendeknya pernafasan, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah.
Dampak pembakaran sampah ini akan menimbulkan polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan pemicu kanker (karsinogenik).
Dalam undang undang republik IndonesiaNo. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup bab III, pasal 7, ayat 1 mengatakan : “setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Yang dimaksud dengan bidang usaha tidak harus selalu orang yang menjalankan usaha industri, karena sebuah rumah tangga sudah termasuk kedalam kategori sebuah usaha rumah tangga.
Untuk menanggulangi sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk membakarnya, tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna, maka akan menjadi dioxin di udara .
Apa itu Dioxin ?
Dioxin merupakan senyawa yang sangat tahan lama. Sebab senyawa ini tidak mudah terurai di alam maupun di dalam tubuh, senyawa ini akan terakumulasi.
Ø  Dampak dioxin terhadap kesehatan
a.       Dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat rendah (1/1.000.000 gr).
b.      Kerusakan sistem imun pada manusia, gangguan sistem syaraf, hepatitis.
c.       Dapat menimbulkan penyakit chloracne.
d.      Pada ibu hamil dapat menimbulkan efek  terhadap reproduksi atau perkembangan, seperti keguguran, kemandulan dan kelainan bawaan saat lahir.
Ø  Dampak terhadap lingkungan perairan
-            Dioxin dapat menumpuk pada tanah sungai, sehingga menempuh perjalanan lebih jauh ke hilir atau masuk ke tubuh ikan.
Ø  Pengaruh terhadap lingkungan alam (tumbuh-tumbuhan)
-            Dioxin yang terlepas ke atmosfer, menumpuk pada tanaman yang kemudian akan di makan oleh hewan.
Disamping dioxin, pembakaran sampah di dalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil-kecil yang biasa disebut particulate matter (PM)  10 mikron yang biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini sehingga bisa masuk ke paru-paru kita, dan bisa menyebabkan sakit gangguan pernafasan asma dan radang paru-paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), radang selaput lender mata, alergi, iritasi mata dan lain-lain.
Nah sebagai solusinya, kita jangan membakar plastik dan kertas, maupun sampah pertanian dimana saja. Pimpinan setempat dan lingkungan sekitar saling bekerja sama untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. Membakar sampah berarti meracuni makhluk hidup lainnya, mulai sekarang jangan membakar sampah !
  • Blogger news

  • Blogroll

  • About